Muhasabah

Terlalu fokus dengan pencapaian akan "kemajuan" diri sendiri, hingga lupa apa saja yang telah dilakukan untuk keluarga, teman, dan masyarakat di luar sana. Merasa orang yang paling menderita, padahal sebenarnya masalah yang sedang dihadapi kesukarannya hanya sekian persen dibandingkan orang-orang yang tidak berkecukupan materi, orang-orang yang negaranya sedang mengalami peperangan, atau bahkan orang-orang yang sedang berjuang melawan sebuah penyakit mematikan. Astaghfirullah.. 
Dimana letak syukur itu? 
Nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? 
Apa sedang menunggu "teguran" dari Allah baru mau sadar?

Tanpa terasa usia semakin menua, namun kedewasaan dalam bentuk pola pikir, perbuatan, ataupun sekedar penampilan belum juga berubah. Disaat sudah tau ilmu namun belum juga diamalkan, dan seringkali membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang berujung pada kemunduran kualitas. 

Terlalu banyak yang perlu dibenahi dalam diri dan hidup ini, karena tanpa disadari detik demi detik berlalu begitu cepat namun manusia masih kesulitan menyeimbanginya dengan langkah perubahan yang seharusnya juga cepat. Kita selalu beranggapan seolah-olah besok mentari pasti akan bersinar seperti biasa, seolah-olah kehidupan setelah akhirat tak perlu dipikirkan secara serius karena setiap orang pasti akan bertaubat pada saatnya. Padahal yang pasti terjadi hanyalah penyesalan yang sudah tidak ada gunanya lagi.




PS: Tulisan ini dibuat untuk menyadarkan diri sendiri dikala kejenuhan datang melanda.







Postingan populer dari blog ini

Di suatu tempat

How Busy!

Life is Good