Marhaban yaa Ramadhan

Alhamdulillah diperkenankan untuk kembali bertemu dengan bulan suci yang selalu dinanti-nanti kehadirannya oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Setiap Ramadhan tentu memiliki kisah spiritual tersendiri bagi setiap individu yang menjalaninya dan tentunya termasuk diri saya pribadi. Episode Ramadhan tahun ini saya kembali manjadi seorang perantau yang mana artinya mau tak mau atau suka tak suka harus siap menyambut dan mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah puasa seorang diri tanpa kebersamaan dan kehangatan dari keluarga tercinta. Namun tak mengapa, toh menjelang akhir Ramadhan nanti saya akan mudik untuk merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halaman :)

Bila boleh sedikit mengungkapkan apa yang saya rasakan akan Ramadhan kali ini, sepertinya memang Ramadhan seperti inilah yang saya butuhkan. Mengapa? karena qadarullah beberapa hari menjelang Bulan Ramadhan ada beberapa cerita dan pengalaman baru yang datang silih berganti. Ada bahagia dan ada duka, bahagia karena sempat temu kangen dengan orang tua walau hanya sebentar dan sempat berduka karena mengalami kegagalan pada suatu hal. Setiap orang memiliki kadar gejolak yang berbeda-beda dalam menyikapi sebuah kegagalan, kecewa degan diri sendiri itu sudah pasti namun saya bersyukur diberi kekuatan oleh Allah untuk tak berlarut-larut memikirkan hal tersebut dan kini sudah sepenuhnya ikhlas. Saya sadar walau tak diundang ujian kehidupan akan terus datang menghampiri agar kita dapat mengintropeksi kekurangan yang ada pada diri, belajar dari kesalahan, mencari hikmah yang tersembunyi agar dapat menyadarkan pikiran dan hati akan sebuah hakikat kehidupan. 

Kembali membahas ibadah puasa, tentunya bila ditolak ukur dengan perjuangan hati dan mental yang harus saya lalui untuk kembali mandiri, saya masih dan akan terus berusaha untuk menikmati segala sesuatu tanpa mengeluh dan membandingkan. Maka dengan kondisi saat ini, sudah sewajarnya saya seperti mendapat berkah dan hikmah bertubi-tubi di bulan yang penuh dengan kemuliaan ini. Tak ada penyesalan sedikitpun atas pilihan yang telah saya ambil, pun dengan segala konsekuensi yang harus siap saya terima saat ini ataupun nanti. Bukankah memang seperti itulah proses yang harus dialami seseorang yang ingin sepenuhnya berhijrah karena Allah?! :)

Ramadhan belum usai dan saya pun berharap ini bukanlah Ramadhan terakhir untuk saya. Masih banyak dosa-dosa yang harus dimohonkan ampun. Masih banyak doa-doa yang ingin saya panjatkan kepada Allah. Dan tentunya masih banyak ibadah yang harus saya sempurnakan sebelum terlambat. Semoga Ramadhan akan selalu menginspirasi setiap orang menuju ke arah kebaikan. Aamiin

Potret Jakarta dari Blok M Square 


            

Postingan populer dari blog ini

Di suatu tempat

How Busy!

Beauty Notes