Cahaya Faidah Surat Al-Qomar
Catatan Kajian Ustadz Firanda Andirja LC MA
Takdir memiliki empat tingkatan, dan tidak sah
keimanan seseorang kecuali dengan mengimani seluruh tingkatan ini, keempat
tingkatan ini adalah;
Yang pertama adalah Al Ilmu. Yaitu dengan meyakini bahwa
Allah ta’ala maha mengetahui
segala sesuatu, baik yang sudah terjadi, yang sedang terjadi, ataupun yang akan
terjadi. Bahkan Allah mengetahui sesuatu yang tidak terjadi, dan bagaimana jika
itu terjadi. Sebagaimana juga Dia maha tahu tentang ciptaannya sebelum Dia
menciptakan mereka, dan Allah mengetahui rizki, ajal, serta amalan mereka.
Dalil akan hal ini sangatlah banyak,
diantaranya firman Allah ta’ala (yang
artinya), “Tidak ada tersembunyi daripada-Nya
sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula)
yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh” (Qs. Saba: 3).
Yang kedua adalah Al kitabah (penulisan).
Yaitu dengan meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditulis oleh Allah ta’ala di Lauhul Mahfudz. Allah ta’ala berfirman
(yang artinya), “Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Qs. Yasin: 12)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Allah telah menulis semua takdir makhluknya
50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi”
Yang ketiga adalah Al Masyi’ah (kehendak), bahwa semua yang terjadi di
dunia ini merupakan kehendak Allah ta’ala. Apa yang Dia kehendaki pasti akan
terjadi, dan sebaliknya, apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan pernah
terjadi. Tidak ada sesuatu yang terjadi, melainkan kehendak Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman
(yang artinya), “Sesungguhnya urusan
Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “jadilah!”
maka terjadilah” (Qs. As Shaffat: 82).
Dan yang terakhir atau yang keempat adalah Al Kholqu (penciptaan). Bahwa segala
sesatu selain Allah adalah makhluk, ciptaan Allah ta’ala,
Allah lah yang menciptakan mereka dari ketiadaan. Termasuk perbuatan manusia,
merupakan ciptaan Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman (yang
artinya), “Dan Allah menciptakan kalian serta
apa yang kalian kerjakan” (Qs. As Shaffat: 96).
Fungsi
beriman kepada takdir antara lain, selalu ikhlas dalam menerima takdir dari Allah,
tidak sombong dalam kenikmatan, dan tidak ujub dalam beramal. Wallahu’alam bish
shawab