Manajemen Hati


Catatan Kajian Ustadz Muhammad Nuzul Fikri
Sabtu, 5 Rajab 1441 Hijriah

Hakikat kehidupan yang sebenarnya adalah tentang “rasa”, bukan tentang apa yang datang ataupun apa yang hilang. “Rasa” yang sejati adalah dengan mengelola hati. Contohnya ketika muncul masalah dalam hidup, tanpa kita sadari hati akan membuka dan mucullah “titik hitam” yang akan membuat hati menjadi kotor. Oleh karena itu, berusahalah untuk tidak membiarkan masalah kehidupan ataupun hal-hal yang tidak bermanfaat seperti membicarakan fitnah, berdusta, dan lain-lain masuk ke dalam hati agar “titik putih” dalam hati senantiasa bersih.



Menurut ulama klasik orang yang beriman akan senantiasa fokus menata hati daripada sibuk menata amalan-amalan zahir, karena apabila hati kita bersih maka ibadah yang kita lakukan pun akan lebih bernilai dan tidak sekedar pura-pura (sandiwara) layaknya ibadah para orang munafik. Disaat kita sedang berzikir ataupun beribadah kepada Allah, sebisa mungkin untuk meresapi, menghayati, dan menghadirkan ruh yang kuat bukan sekedar ritual semata. Begitu juga ketika mendengar sebuah nasihat, utamakan mengaitkan nasihat tersebut kepada kekurangan diri sendiri bukan pada aib orang lain sesuai dengan Firman Allah dalam surah An-Nisa’ ayat 79 sebagai berikut;

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

Artinya: “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi”.

Tidak ada hidup tanpa masalah, karena inti dari kehidupan adalah ujian. Rasulullah pernah ditanya oleh sahabatnya, “Siapakah yang paling berat ujiannya?” beliau menjawab: “Para Nabi dan pengikutnya. Seseorang itu diuji sesuai dengan kadar agamanya. Maka semakin kuat kadar agamanya maka semakin berat ujiannya. Jika kadar agamanya lemah maka ia diuji sesuai dengan apa yang dia miliki. Seorang hamba akan selalu diuji sampai ia dibiarkan berjalan di muka bumi tanpa membawa dosa kesalahan.” [HR. Tirmidzi]

Poin utama dalam mengelola hati atau dapat diistilahkan dengan “bahan bakar” hati adalah dengan mengingat Allah sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Ra’d Ayat 28 yang artinya, yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Konsep mengingat Allah disini adalah mengingat Allah (berzikir) setiap waktu, bukan hanya berzikir di waktu tertentu seperti setelah shalat, zikir pagi dan petang, ataupun waktu khusus lainnya. 

Semoga kita tidak pernah salah dalam menentukan arah kehidupan dan selalu berada di jalan yang lurus. Aamiin



Postingan populer dari blog ini

Di suatu tempat

How Busy!

Life is Good