The Real Influencer


Hari ini kata influencer rasanya dekat dengan kehidupan mewah, barang-barang branded, rumah megah, atau liburan ke Eropa. Maka, seperti itulah pesan yang ingin disebarkannya. 

Namun ada satu influencer yang memilih jalan hidup sebaliknya. Dia sengaja selalu memamerkan pakaiannya yang sederhana, tak tertarik menghias diri dari ujung kaki hingga kepala, dengan brand-brand besar, yang katanya mampu meninggikan nilai manusia. Dia hanya ingin menyampaikan pesan. Bahwa manusia tak dilihat dari kemewahan pakajan yang ia kenakan, tapi ketinggian takwa yang ada dalam hatinya. 

Dia sengaja tak memiliki rumah mewah seharga puluhan milyar, deretan mobil, dan gemerlap perhiasan batu mulia. la justru memamerkan rumahnya yang sederhana, dengan perabotan seadanya. Tidurnya bahkan hanya beralaskan tikar. Dia hanya ingin menyampaikan pesan, bahwa kekayaan sesungguhnya, bukan harta yang dinikmati di dunia. Namun, yang diinfakkan di jalan-Nya. 

Dia sengaja, tak makan di restoran mewah, dengan piring yang memenuhi meja. Silih berganti melahap berupa-rupa makanan, hingga tak bisa berdiri karena kekenyangan. la justru memamerkan makanan sederhana, bahkan pernah dapurnya tak mengepulkan asap satu bulan lamanya. Dia hanya ingin menyampaikan pesan, bahwa makanan adalah musuh ruh manusia, Maka ia contohkan sering berpuasa, agar raga ringan mendekat pada-Nya. 

Dia sengaja, tak menikmati liburan mewah ke berbagai negara. Berwisata belanja, ke tempat hiburan, hingga dimanjakan hotel-hotel bintang lima. Dia hanya ingin menyampaikan nesan, bahwa perjalanan terbaik adalah saat berjuang menye- pesan, barkan nilai-nilai Islam. 

Dialah influencer sesungguhnya. Manusia paling berpen- garuh di dunia, dengan jumlah followers milyaran manusia. Didoakan dalam salawat, digemakan dalam panggilan salat, diteladani agar jadi muslim yang taat. Dialah Nabi Muhammad, yang ingin mengajak sebanyak mungkin umatnya untuk kembali berkumpul dalam kebahagiaan abadi, di Surga nanti.

••
Dikutip dari Buku "Hidup Satu Kali Lagi" karya Farah Qoonita.

Postingan populer dari blog ini

Di suatu tempat

How Busy!

Life is Good