#Selfnote

-

Sometimes we have lost sight of our purpose in life, no longer is our focus and goal in life to please & worship Allah. Along with rampant materialism, our lives are plagued with hedonism (where pleasure & satisfying one’s desires is the sole aim of human life) & apathy. Statements like YOLO (You Only Live Once), encourage us to ‘have as much fun as possible’. Endless entertainment is making us apathetic to the condition of our souls and the plight and suffering of humanity

“Reflect and act before you will come to regret. Do not be deceived by the dunyā, for its healthy will become sick; its new will wear out; its blessings will end, and its youth will age.” (Fuḍayl bin ʿIyāḍ).


The love of the world (dunyā) is one of the major reasons for the weakness of our īmān. Success in today’s materialistic society is defined by how ‘rich’ or ‘famous’ you are. Despite our beautiful dīn having laid down the yardstick for success, we still buy into the corrupt dominant narrative. We strive hard to accumulate the riches of the dunyā, be it clothes or cars, luxury homes or the latest gadgets. Enjoying such luxuries is not wrong nor is it a sin, however, it can develop into a wrong if it becomes our purpose in life. The Messenger of Allah ﷺ said, “Every ummah has a fitnah (trial), and the fitnah of my ummah is wealth” (Tirmidhī).

“There is no life & no peace for the hearts unless they become deeply aware of their Creator, Lord & God through His Names, Attributes & Actions; & through this process (of getting to know Him), He becomes more beloved to them than everything else.” - (Ibn Abī al-ʿIzz al-Ḥanafī)

May Allah always save us from fitnah in dunya and guide us on the straight path ‘till the end of time. Aamiin


(Re-typing this beautiful nasihah from account (at)alifewithallah on Twitter)

Postingan populer dari blog ini

Di suatu tempat

-
Dalam diam ku melangkah perlahan dan dengan enggan memilih salah satu diantara deretan kursi yang tersedia. Aku melipat kaki dan mulai kembali menekuni buku yang sedang ku genggam. Ku baca dengan seksama goresan tinta hitam yang berbaris rapi di putihnya lembaran kertas. Namun sepertinya pikiranku tidak dapat fokus. Ku arahkan pandanganku ke kanan dan ke kiri, yang terlihat hanyalah deretan kursi tanpa penghuni. Suatu harapan tiba-tiba berkelebat dalam pikiranku. Suatu harapan yang sepertinya tidak mungkin terjadi saat itu. Angin bertiup lembut menerpa wajahku, seolah hadir untuk menyadarkanku. Aku pun kembali menatap kosong buku di hadapanku. Entahlah aku merasa terkadang harapan dan kenyataan dapat dengan mudah disatukan. Tak berapa lama, tampak beberapa orang mulai berdatangan dan mengisi kursi-kursi kosong di sekitarku. Ku tatap sekilas wajah mereka, namun semua terlihat asing. Tak ada yang ku kenal. Tapi yang pasti aku tak lagi sendiri. Sudah saatnya menghadapi dunia yang se
Baca selengkapnya

How Busy!

-
Gambar
Sibuk!  Sibuk, satu kata yang menjadi sebuah alasan yang sempurna untuk menjalani sebuah kehidupan. Kalau tidak sibuk, sesorang seperti tidak berguna. Walaupun sibuk tidak berarti selalu sedang mengerjakan hal-hal positif, namun entah mengapa setiap orang seakan-akan berlomba-lomba mencari kesibukan. Ada yang dengan mudah melakukan kesibukan karena sudah menemukan tujuan hidupnya pada saat itu, contohnya seperti para pekerja, pelajar, ataupun mahasiswa “sejati”. Namun tidak sedikit yang masih mondar-mandir mencari kesibukan karena bingung ingin melakukan apa :p  Saya berharap “sibuk’ jugalah alasan saya meninggalkan kegiatan tulis-menulis hingga tanpa terasa telah vakum setahun lebih mengisi catatan di blog ini. Dengan begitu saya bisa tenang, karena tidak merasa bersalah telah melupakan hobi lama saya yang mana artinya rantaian kata-kata (baca: pemikiran) di kepala saya tidak tertuang sedikit pun. Entahlah, menjelang masa akhir kuliah banyak kegiatan baru bermunculan yang tak
Baca selengkapnya