Hijrah Kemana?


Catatan Kajian Ustadz Luthfi Abdul Jabbar
Selasa, 27 Rabiul Akhir 1441 Hijriah


  •  Hijrah Kepada Allah
Hijrah menurut bahasa artinya berjalan atau meninggalkan (dalam artian ada yang ditinggalkan dan ada yang dituju). Apabila masih berjalan di tempat artinya belum berhijrah. Ibnu Qayyim Al Jayuziyyah menulis sebuah risalah tentang seluk-beluk ‘berhijrah menuju Allah’, yang berjudul Zad al- Muhajiratau lebih dikenal dengan Ar Risalah At Tabukiyyah menyebut, hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya tak bisa dilepas dari dua kata penting yaitu kata “dari” (min) dan kata “menuju” (ila). Berhijrah dengan totalitas hati, niat, dan komitmennya dari mencintai selain Allah me nuju kecintaan penuh kepada-Nya.

Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, mkaa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).
Yang paling ditekankan dalam berhijrah adalah mengetahui tujuan hidupnya (kemana ia mau berpindah) dan mencari makna kehidupan yang sesungguhnya. Maksudnya adalah ketika seseorang sudah mengetahui tujuan hidupnya, makai ia akan fokus pada apa yang ingin ia raih dalam hidup. Berhijrah juga dapat diartikan meninggalkan segala sesuatu yang Allah benci / larang menuju kepada hal-hal yang Allah cintai. Dan dalam hal ini tentu saja membutuhkan komitmen dan keseriusan karena bahwasanya perjuangan hijrah tidak akan terhenti sampai kita menghembuskan nafas terakhir.


  •  Hijrah Kepada Rasul
Berhijrah Kepada Rasul artinya menyerahkan segala perkara dunia sesuai dengan apa yang Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam katakan dan contohkan. Hal ini maksudnya membenarkan apa yang disunnahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak membantah atau meragukannya meski dalam hati.

Terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى، قيل ومن يأبى يا رسول الله؟! قال: من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى

Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga.”

Orang yang berhijrah pasti akan membutuhkan bekal, dan maksud bekal disini ialah berupa ilmu agama yang dapat dijadikan sebagai arah untuk mengetahui jalan yang lurus (Shirathal Mustaqim). Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Bila ingin memperoleh ilmu yang sesuai dengan ilmu para nabi, maka ikutilah pemahaman sahabat yang hidup di zaman yang sama dengan para nabi. Seperti yang terkandung dalam surat At Taubah ayat 100 yang artinya, Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.



Penutup: Orang yang berjalan menuju akhirat hanya akan membawa bekal yang penting dan bersungguh-sungguh (mujahadah) dalam perjalanannya. Intinya dalam berhijrah kita harus menjadikan ilmu sebagai bekal, bersandar kepada Allah sebagai alat kendaraan dalam berproses, dan hanya menjadikan Allah sebagai tujuan utama. Selain itu ketahuilah sebaik-baik berhijrah ialah menjadikan kesendirian sebagai teman karena kesendirian atau keterasingan seseorang menunjukkan kejujurannya dalam beramal. Wallahu’alam bish shawab.

Postingan populer dari blog ini

Di suatu tempat

How Busy!

Life is Good