Sajak Waktu


Mencoba menghitung mundur waktu untuk sejenak merenung akan laju kehidupan yang telah terlewati dengan segala kebaikan dan keburukannya. Namun waktu seolah berjalan begitu cepat nan melesat bagai angin kencang meniupkan seluruh dedaunan kering di sekeliling pohon-pohon yang tegap berdiri menghiasi taman Kota yang sering kulewati di akhir pekan.

Ingin ku bertanya pada sang waktu, apakah ia tak lelah terus menerus bergerak tanpa jeda? Lalu bagaimana caraku untuk menyamai langkah dengannya yang seolah tak mungkin tergapai dengan kaki mungil ini?

Rasanya baru kemarin begini dan begitu, sepertinya baru sehari dua hari yang lalu melakukan ini dan itu, bukankah lima sepuluh tahun yang lalu belum ada ini dan itu, sekarang tau-tau dunia sudah menjelma menjadi begini dan begitu.

Tapi tak apa, bila waktu tak bergerak dan segalanya tak berubah sepertinya kehidupan akan terasa membosankan. Baiklah, kuputuskan untuk bersahabat dengan waktu dan akan setia mengikutinya selama kaki ini masih dapat melangkah dan jantung ini masih berdetak. Karena seperti perkataan orang bijak, bahwasanya waktu manusia di dunia hanyalah sebentar karena nantinya yang kekal adalah kehidupan setelah hari akhir. 

Maka marilah, 'nikmati' waktu yang sebentar ini dengan segala problematikanya karena ia tak akan lama.

Postingan populer dari blog ini

Di suatu tempat

How Busy!

Beauty Notes